[Catatan 1 – 5 Januari 2024]

Aku menulis ini karena aku tidak bisa lagi membedakan mana mimpi dan mana kenyataan.
Sudah tiga minggu aku terjebak dalam mimpi yang sama — ruang putih tanpa dinding, hanya satu meja dengan layar komputer di tengahnya.
Setiap kali aku tidur, aku selalu terbangun di tempat itu. Di layar komputer itu hanya ada satu tulisan:

“Masukkan taruhanmu.”

Aku tidak tahu apa maksudnya.
Awalnya aku abaikan. Tapi semakin lama, semakin nyata rasanya. Saat aku mengetik apa pun, layar itu membalas.

Tadi malam aku mengetik:

“Aku tidak ingin bermain.”

Dan balasannya muncul cepat sekali.

“Permainan tidak memerlukan izinmu.”

Aku mulai takut.


[Catatan 2 – 10 Januari 2024]

Aku mencoba tidak tidur dua hari ini. Tapi setiap kali mataku terpejam, suara itu memanggil — suara perempuan yang lembut, tapi dingin.
Dia memanggilku dengan nama yang hanya orang tuaku tahu: “Rehan.”

Aku terbangun jam tiga pagi dengan darah menetes dari hidung dan jari-jariku menggigil.
Di meja kerja, layar laptopku menyala sendiri.
Tulisannya sama seperti di mimpi:

“Masukkan taruhanmu.”

Aku menatap layar itu, lalu kutulis:

“Aku bertaruh untuk terbangun.”

Laptopku mati mendadak. Dan di cermin, aku melihat sesuatu berdiri di belakangku — aku tidak berani menoleh.


[Catatan 3 – 15 Januari 2024]

Aku mulai mencatat setiap hal yang kulihat di mimpi itu.
Sekarang ruangan putih itu punya pintu di ujungnya.
Pintu dengan angka 2 besar di atasnya, dan di bawahnya tertulis kata “WAY” — hurufnya seperti goresan kuku di permukaan kaca.
Setiap malam, pintu itu semakin dekat dengan meja tempat aku duduk.
Aku belum berani membukanya.
Tapi semalam, ketika aku menatap ke arah pintu itu, seseorang di baliknya mengetuk tiga kali.

Tok… Tok… Tok…

Dan layar komputer menampilkan teks baru:

“Selamat datang di 2waybet. Taruhan pertamamu akan segera dimulai.”

Aku terbangun dengan nafas tersengal, dan di dinding kamarku ada tulisan dengan darah kering: “Putaran pertama selesai.”


[Catatan 4 – 20 Januari 2024]

Aku tidak lagi tahu jam berapa sekarang.
Setiap hari seperti malam. Lampu kamar sering berkedip.
Aku mulai mendengar langkah kaki di atap meskipun aku tinggal di lantai tiga apartemen.
Kadang, aku dengar suara perempuan itu memanggil, tapi kali ini dari arah pintu depan, bukan dari dalam mimpi.

Aku menulis pesan ke temanku, Dika:

“Kalau aku hilang, tolong cari di 2waybet.”

Dia membalas cepat:

“Apa itu? Situs taruhan?”

Aku tak menjawab lagi.
Aku tahu ia tak akan mengerti — karena ini bukan situs biasa.
Ini sesuatu yang hidup, yang menunggu kita menyebut namanya di kepala.


[Catatan 5 – 27 Januari 2024]

Tadi malam aku akhirnya membuka pintu itu.

Begitu pintu terbuka, aku melihat lorong panjang, seperti ruangan tak berujung dengan cermin di sisi kiri dan kanan.
Setiap cermin menampilkan versiku yang berbeda — satu tersenyum, satu menangis, satu berdarah di mata, satu tanpa wajah.
Mereka semua berbisik hal yang sama:

“Taruhanmu belum lunas.”

Aku terus berjalan sampai di ujung lorong, ada meja lain — dengan layar komputer yang lebih besar.
Tulisan di layar berubah:

“Pilih nyawamu atau waktu.”

Aku tak paham maksudnya, tapi tanganku bergerak sendiri mengetik: “Waktu.”

Lalu semuanya gelap.

Ketika aku terbangun, jam di dinding menunjukkan 3:00 — tapi jarum detiknya tidak bergerak.


[Catatan 6 – 31 Januari 2024]

Seseorang atau sesuatu menulis di jendela kamarku dari luar.
Tulisannya berembun: “Putaran kedua dimulai.”

Aku mulai merasa tubuhku bukan milikku lagi.
Kulitku pucat, mataku kering, dan setiap kali aku tidur, aku bisa mendengar langkah kaki orang lain dalam tubuhku sendiri.

Tadi pagi, Dika datang. Katanya aku terlihat seperti tak tidur berminggu-minggu.
Tapi saat dia menatap wajahku, ia mundur dua langkah, pucat.
Ia bilang pupil mataku kini berbentuk angka 2.


[Catatan 7 – 2 Februari 2024]

Hari ini aku mencoba menghancurkan laptopku.
Kupukul dengan palu, tapi aneh — setiap kali retak, retakannya sembuh sendiri.
Dari layar muncul bayangan seperti tangan hitam yang menekan dari dalam.
Suaranya berdesis, seolah-olah berasal dari speaker yang rusak:

“Kau tak bisa berhenti, Rehan. 2waybet bukan permainan, ini pilihan.”

Aku berteriak, menutup telingaku, tapi suara itu terus berulang di kepala.

“Taruhanmu waktu, dan waktumu kini milik kami.”


[Catatan 8 – 5 Februari 2024]

Aku tidak ingat bagaimana aku sampai di sini.
Ruanganku kosong, tapi di lantai ada garis melingkar seperti simbol taruhan kuno.
Setiap malam, bayangan-bayangan itu datang dan berdiri mengelilingiku.
Mereka bukan manusia — mereka semua adalah versi diriku dari mimpi yang lain.

Mereka berbicara bersamaan dengan suara yang sama persis:

“Satu taruhan lagi, dan kau akan selesai.”

Aku menutup mata dan berteriak, tapi saat kubuka mata, aku sudah di depan layar komputer lagi.
Tulisan di layar berbeda kali ini:

“Selamat datang di putaran ketiga. Hadiahmu adalah kebebasan.”

Aku mengetik cepat:

“Apa yang harus kulakukan?”

Jawabannya muncul:

“Tulis semuanya.”


[Catatan 9 – 10 Februari 2024]

Aku sadar sekarang.
Aku tidak pernah benar-benar keluar dari permainan itu.
Mimpi dan nyata sudah bercampur.
Setiap tulisan di catatan ini sebenarnya bukan milikku — ini milik mereka yang kalah sebelumku.

Aku hanyalah bagian dari pola taruhan yang berulang.
Dan ketika seseorang membaca tulisan ini, sistemnya akan aktif kembali.

Kalau kau membaca ini sekarang, jangan sebut namanya dengan keras.
Jangan pikirkan “2waybet” di kepalamu, karena setiap kali seseorang mengingatnya, satu pintu baru terbuka di dunia mimpi mereka.
Dan dari pintu itu, sesuatu akan melangkah masuk.


[Catatan 10 – Tidak Bertanggal]

Aku sudah berhenti berusaha kabur.
Aku tahu akhirku di sini.
Suara itu kini memanggil dari balik layar, dan aku akan menjawabnya.

“Ya, aku siap untuk taruhan terakhir.”

Layar menampilkan teks merah menyala:

“TARUHAN DITERIMA.”
“SELAMAT DATANG DI PUTARAN TANPA AKHIR.”

Dan setelah itu, semua menjadi hening.
Tidak ada mimpi. Tidak ada bangun.
Hanya satu suara di kepala yang terus berbisik:

“Giliranmu berikutnya.”

- Copyright © Film Populer – Review, Tren, dan Hiburan Online Terkini - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -